Faktor Utama Penyebab Penularan HIV/AIDS yang Paling Umum
Faktor Utama Penyebab Penularan HIV/AIDS yang Paling Umum

Penyebab HIV – Pembahasan tentang bermacam penyakit yang dapat membahayakan jiwa terkadang membuat masyarakat dihantui rasa was-was, termasuk kabar-kabar terkait penyakit HIV/AIDS.

Desas-desus tentang HIV/AIDS simpang-siur keberadaannya di masyarakat. Pasalnya, masyarakat minim akan informasi yang kredibel dan literasi kesehatan seputar HIV/AIDS.

Ditambah lagi, kabar burung bahwa penyakit ini mudah disebarkan dan ditularkan memperkeruh suasana yang ada. Masyarakat pun semakin ketakutan, apalagi belum ada obat yang dapat menyembuhkan penyakit HIV/AIDS.

Human Immunodeficiency Virus atau HIV merupakan virus yang menyebabkan risiko penyakit seks menular Acquired Immune Deficiency Syndrome. Sementara itu, Acquired Immune Deficiency Syndrome merujuk pada singkatan nama penyakit AIDS.

Jadi, HIV merupakan virusnya, sedangkan AIDS merupakan nama penyakitnya.

Ketika mendengar nama penyakitnya, barangkali Kamu dapat menebak faktor yang membuat masyarakat takut akan penyakit ini. Ya, pelibatan kata perihal imun. Virus HIV bekerja secara agresif dan menyerang imun.

Baca Juga :   Kondisi Kesehatan yang Rentan Terkena Virus Corona

ODHA atau (Orang dengan HIV/AIDS), yakni sebutan untuk orang terkena HIV/AIDS, akan mengalami penurunan sistem kekebalan tubuh secara drastis. Dampaknya, tubuh penderita penyakit HIV/AIDS mudah diserang bermacam virus, penyakit, bakteri jahat, dan infeksi lainnya.

Di samping itu, HIV/AIDS ini termasuk sebagai penyakit seks karena cara penularan HIV/AIDS yang paling umum adalah hubungan seksual. Akan tetapi, ada juga cara penularan lainnya yang perlu Kamu ketahui.

Dengan mengetahui media-media penularan HIV/AIDS, Kamu tahu hal yang perlu dilakukan untuk menghadapi dan menyikapi penyakit ini.

Lantas, penyebab penularan HIV melalui apa saja? Yuk, ketahui cara penularan HIV sebagai berikut ini!

Penyebab / Cara Penularan HIV

  1. Faktor Biologis Ibu Positif HIV

Apakah seorang ibu yang positif terjangkit HIV dapat menularkan virus HIV pada janin? Berdasarkan hasil medis, jawabannya adalah mungkin.

Maksudnya, risiko penularan ada, namun bukan berarti selalu tertular. Bisa saja janinnya tidak tertular sebab kondisi tertentu. Cara penularan HIV pada ibu dan janin ini terjadi melalui tali plasenta.

Baca Juga :   Kanker Gusi, Kenali Gejala dan Cara Menanganinya

Selain melalui tali plasenta, penyebab HIV pada bayi pun dapat terjadi ketika masa persalinan. Secara tidak sengaja maupun sengaja, darah atau cairan tertentu yang dimiliki ibu positif HIV dapat masuk ke dalam tubuh bayi.

  1. Faktor Sanitasi Alat Suntik

Alat suntik pun dapat menjadi penyebab HIV menular. Pasalnya, cairan tubuh dapat tersisa di dalam jarum suntik. Makanya, sanitasi jarum suntik perlu diperhatikan.

Bahkan, kegiatan medis maupun sejenis yang membutuhkan alat ini harus menggunakan jarum suntik yang baru, bukan bekas.

Umumnya, cara penularan HIV ini terjadi pada pengguna-pengguna narkoba. Mereka berbagi alat suntik untuk digunakan bersama.

Ketika jarum tersebut dipakai oleh pemakai narkoba ODHA, pengguna narkoba lainnya akan menggunakan jarum yang sama. Itulah yang menjadi penyebab HIV tersebar.

Baca Juga :   Menu Minuman Sehat, Segar dan Kaya Manfaat bagi Tubuh

Selain jarum suntik, jarum lainnya juga memiliki risiko yang sama, misalnya jarum peralatan tato-menato.

  1. Faktor Pemberian ASI

Penularan HIV juga dapat terjadi lewat pemberian Air Susu Ibu (ASI). Sama halnya dengan faktor penularan HIV secara biologis antara ibu-anak melalui tali plasenta, faktor pemberian ASI ini berlaku sama karena adanya pemberian cairan.

Terlebih lagi, penularan HIV lewat ASI memiliki risiko yang lebih tinggi, yakni dapat mencapai 5 hingga 20 persen.

Selain itu, kondisi tertentu pun dapat terjadi. Contohnya, kondisi kesehatan bayi sedang turun, imun bayi sedang melemah, luka di sekitar putih payudara ibu, dan sebagainya.

Berdasarkan hasil penelitian medis, risiko penularan HIV lewat ASI terjadi dengan perbandingan 3:100 per tahunnya. Dengan kata lain, setiap tahunnya, 3 dari 100 anak memiliki risiko terkena HIV lewat ASI.